Kamis, Juni 12, 2008

ALLAH ITU SATU, TAPI ADA DI MANA-MANA

Anak-anak sekarang memang lebih kritis. Saya sering dibuat gelagapan dengan pertanyaan dan pernyataan anak saya yang kadang tidak terduga.

Suatu hari ketika menonton acara ceramah subuh di salah satu stasiun televisi, pak Ustad menjelaskan bahwa Allah itu satu. Dengan spontan anak saya yang baru berusia lima tahun menyangkalnya dan bilang bahwa Allah itu banyak. Alasannya di tempat embah yang ada di Jawa ada Allah yang melihat embah sholat, di tempat neneknya di Jambi juga ada Allah yang mengawasi nenek, di Jakarta juga ada Allah yang memberikan rejeki pada papa dan mama. Katanya Allah khan deket sama semua orang, bahkan lebih deket dari urat leher setiap orang, berarti Allah banyak dong….???

Anak saya juga sering bertanya kenapa Ka’bah disebut rumah Allah, apakah berarti Allah ada di Mekah? Kenapa masjid juga disebut rumah Allah, apakah Allah jumlahnya banyak? Khan masjid ada di mana-mana? Kalau Allah maha besar nanti masjidnya tidak muat dong…????

Istilah-istilah seperti itu mungkin membuat anak saya yang masih kecil itu menjadi bingung. Saya sendiri bahkan tidak berpikir sejauh itu. Bagaimana menjelaskan konsep Allah itu satu pada anak sekecil itu?

Sebagai ilustrasi, saya mengambil sebuah baskom yang penuh berisi air. Kemudian saya masukkan sekitar sepuluh teh celup kedalam air di baskom tersebut. Tentu saja teh celup segera tenggelam dan airnya meresap ke dalam pori-pori teh tersebut. Kemudian saya tanyakan kepada anak saya, apakah air dalam baskom itu ada sepuluh? khan tiap teh celup dalam baskom itu ada airnya, bahkan meresap kedalam pori-pori teh tersebut? Apakah air dalam baskom itu jumlahnya sepuluh seperti jumlah teh yang ada dalam baskom itu? Tentu jawabannya adalah tidak karena airnya hanya satu baskom.

Jika diibaratkan, setiap mahluk di alam semesta ini termasuk embah, nenek, mama, papa, pak Presiden, pak Mentri, ka’bah, masjid, semut, ular, pohon, air, batu,matahari, bulan atau bintang, semuanya tenggelam dalam satu Zat dan kekuasaan Allah, sehingga Zat dan kekuasaan Allah meresap ke dalam pori-pori setiap mahluk-Nya tanpa terkecuali, sehingga Allah meliputi segala sesuatu di alam semesta ini.

Dengan demikian tidak aneh kalau dibilang bahwa Allah lebih dekat dari urat leher kita karena Allah meresap kedalam sel-sel dalam tubuh kita, tidak aneh kalau dibilang Allah maha besar karena Allah lebih besar dari alam semesta, tidak aneh kalau dibilang bahwa rumah Allah adalah Ka’bah dan masjid karena Allah memang ada dalam Ka’bah dan masjid, tidak aneh kalau dibilang bahwa tiada satu binatang melatapun dibumi ini yang tidak dalam pengawasan Allah karena Zat dan kekuasaan Allah meliputi segala sesuatu di alam semesta ini.

Tentu saja Allah tidak bisa disamakan dengan air dalam baskom, karena Zat Allah tidak menyerupai dengan ciptaan-Nya, sehingga kita tidak dapat membayangkan seperti apa wujud Allah. Namun ilustrasi sederhana ini mudah-mudahan dapat menjelaskan pada anak saya yang masih kecil bahwa Allah itu satu, Allah itu maha besar, Allah itu ada di mana-mana, agar anak saya bisa merasakan kehadiran Allah dalam segala situasi.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Mas, blognya sudah saya linkback, makasih udah pasang banner blog saya, yang pertama lagi. Tombol shout di shout boxnya kenapa nggak ada ya? jadi saya nggak bisa submit koment disana.