Minggu, Juli 06, 2008

SURAT CINTA

Sebagai umat Islam, tentunya saya tidak percaya dengan teory Darwin yang mengatakan bahwa kita adalah keturunan monyet. Saya lebih yakin bahwa saya merupakan anak cucu nabi Adam. Bahkan anak saya yang masih berumur lima tahun suka sekali kalau menyimak kisah nabi Adam, dan selalu protes kalau diceritakan teory evolusinya “mbah” Darwin itu. Anak saya sangat nggak terima kalau disebut keturunan monyet.

Pak Ustad sering bercerita bahwa nabi Adam dan Siti Hawa terbujuk rayuan iblis, makan buah khuldi, sehingga Allah murka. Akhirnya mereka berdua dikeluarkan dari surga ke dunia ini. Namun, Allah memang maha pengampun lagi maha penyayang. Nabi Adam, Siti Hawa dan keturunannya kelak akan kembali ke surga, jika selama hidup didunia tidak lagi terbujuk rayuan iblis dan keturunannya yang menyesatkan.

Untuk itu, Allah berkali-kali mengirimkan petunjuk-Nya melalui para Rosul agar kita para manusia keturunan Adam tidak tersesat lagi saat pulang ke kampung halaman kita di surga. “Surat Cinta” dari Allah kepada kita sebagai umat Islam adalah Al-Qur’an yang dikirimkan melalui Nabi Muhammad SAW.

Sayang sekali, banyak diantara kita justru mengabaikan sama sekali “surat cinta” itu. Ada juga yang sangat bangga menerimanya dengan menyimpan Al-Qur’an di bagian lemari yang paling tinggi sehingga tidak pernah dibaca lagi. Ada juga yang berulang kali “membacanya” sampai khatam Al-Qur’an tujuh kali, namun tak pernah mengerti apa isinya karena belum ngerti bahasa arab. Ada juga yang berusaha memahami terjemahannya yang ternyata juga tak mudah dimengerti. Ada juga yang ngerti maksudnya tapi tidak mengikutinya.

Namun, tidak sedikit juga diantara kita yang tak putus asa terus belajar membaca “Surat Cinta” itu. Bukan sekedar melafalkan seperti mantranya mbah dukun, namun membaca, memahami, menghayati, dan ahirnya mengamalkan apa yang di kehendaki dan tidak dikehendaki “Kekasih” kita, yaitu Allah SWT.

Saya termasuk yang mana ya??????

Tidak ada komentar: